Perusahaan yang Peduli Lingkungan dan Sosial Lebih Diminati Milenial
A
A
A
MALANG - Generasi milenial yang terpapar media cukup tinggi ternyata memiliki preferensi untuk bekerja pada perusahaan yang mempunyai ketaatan lingkungan dan program sosial. Demikian sebagaimana terungkap dalam kajian Dr. R. Artsanti Alif dalam promosi doktoralnya di Universitas Brawijaya, Malang, Sabtu (29/6) pagi.
"Dari hasil kajian terlihat milenial yang terpapar media cukup tinggi cenderung memilih bekerja pada perusahaan yang memiliki track record positif terhadap isu lingkungan dan juga pelaksanaan tanggungjawab sosialnya," ungkap Artsanti dalam keterangan tertulisnya yang diterima SINDOnews, Sabtu.
Artsanti menambahkan bahwa temuan tersebut sangat menarik, pasalnya preferensi milenial terhadap pekerjaan tidak hanya berfokus pada gaji semata, tetapi terlebih pada citra positif perusahaan.
Kajian tersebut, menurut Artsanti, merupakan sebuah tren positif dalam mendorong pelibatan sektor swasta dalam mendorong pembangunan keberlanjutan. Dorongan preferensi calon sumber daya manusia yang potensial penting harapannya dapat mendorong transformasi di sektor bisnis untuk memperhatikan ketaatan terhadap isu lingkungan dan kepedulian terhadap masyarakat di sekitar unit usaha.
"Komitmen perusahaan untuk melaksanakan Triple Bottom Line menjadi kunci utama dalam terbangunnya perspesi pada milenial. Pencapaian kinerja dalam aspek finansial (profit), keataatan terhadap kebijakan lingkungan (planet), dan pengelolaan SDM serta perhatian terhadap masyarakat sekitar (people) menjadi kunci utama bagi perusahaan untuk membangun reputasinya tersebut," jelas Artsanti yang juga menjabat sebagai Head of Social Investment PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JAPFA).
Lebih lanjut, Artsanti mengatakan, selain kinerja yang baik, reputasi tersebut hanya bisa diwujudkan apabila didukung dengan publikasi yang cukup baik. Hal itu pun diungkapkannya berdasar data temuannya bahwa milenial yang terpapar publikasi positif lebih memiliki preferensi yang lebih tinggi.
"Milenial yang memiliki tingkat melek media lebih tinggi juga memiliki preferensi lebih tinggi terhadap perusahaan dengan kinerja Triple Bottom Line yang baik. Hal tersebut terlihat dari hasil uji one way annova pada kelompok milenial yang terpapar publikasi memiliki preferensi lebih tinggi dibandingkan pada kelompok kontrol yang tidak terpapar publikasi," paparnya.
Kajian yang dibuat Dr. Artsanti Alif tersebut merupakan kajian menarik tidak hanya melihat dari perspektif milenial yang jarang dikaji. Tetapi lebih lanjut merupakan sebuah pendekatan menarik untuk melihat sejauh mana sektor industri dapat bekontribusi dalam pembangunan berkelanjutan melalui peningkatan kinerja Triple Bottom Line.
"Kajian ini menjadi menarik untuk melihat perspektif milenial yang jarang menjadi fokus kajian. Hal lainnya melihat pendekatan Triple Bottom Line sebagai upaya untuk mendorong partisipasi perusahaan mendukung pembangunan berkelanjutan," ucap Prof. Dr. Ir. Soemarno., MS, Guru Besar Universitas Brawijaya Malang.
"Dari hasil kajian terlihat milenial yang terpapar media cukup tinggi cenderung memilih bekerja pada perusahaan yang memiliki track record positif terhadap isu lingkungan dan juga pelaksanaan tanggungjawab sosialnya," ungkap Artsanti dalam keterangan tertulisnya yang diterima SINDOnews, Sabtu.
Artsanti menambahkan bahwa temuan tersebut sangat menarik, pasalnya preferensi milenial terhadap pekerjaan tidak hanya berfokus pada gaji semata, tetapi terlebih pada citra positif perusahaan.
Kajian tersebut, menurut Artsanti, merupakan sebuah tren positif dalam mendorong pelibatan sektor swasta dalam mendorong pembangunan keberlanjutan. Dorongan preferensi calon sumber daya manusia yang potensial penting harapannya dapat mendorong transformasi di sektor bisnis untuk memperhatikan ketaatan terhadap isu lingkungan dan kepedulian terhadap masyarakat di sekitar unit usaha.
"Komitmen perusahaan untuk melaksanakan Triple Bottom Line menjadi kunci utama dalam terbangunnya perspesi pada milenial. Pencapaian kinerja dalam aspek finansial (profit), keataatan terhadap kebijakan lingkungan (planet), dan pengelolaan SDM serta perhatian terhadap masyarakat sekitar (people) menjadi kunci utama bagi perusahaan untuk membangun reputasinya tersebut," jelas Artsanti yang juga menjabat sebagai Head of Social Investment PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JAPFA).
Lebih lanjut, Artsanti mengatakan, selain kinerja yang baik, reputasi tersebut hanya bisa diwujudkan apabila didukung dengan publikasi yang cukup baik. Hal itu pun diungkapkannya berdasar data temuannya bahwa milenial yang terpapar publikasi positif lebih memiliki preferensi yang lebih tinggi.
"Milenial yang memiliki tingkat melek media lebih tinggi juga memiliki preferensi lebih tinggi terhadap perusahaan dengan kinerja Triple Bottom Line yang baik. Hal tersebut terlihat dari hasil uji one way annova pada kelompok milenial yang terpapar publikasi memiliki preferensi lebih tinggi dibandingkan pada kelompok kontrol yang tidak terpapar publikasi," paparnya.
Kajian yang dibuat Dr. Artsanti Alif tersebut merupakan kajian menarik tidak hanya melihat dari perspektif milenial yang jarang dikaji. Tetapi lebih lanjut merupakan sebuah pendekatan menarik untuk melihat sejauh mana sektor industri dapat bekontribusi dalam pembangunan berkelanjutan melalui peningkatan kinerja Triple Bottom Line.
"Kajian ini menjadi menarik untuk melihat perspektif milenial yang jarang menjadi fokus kajian. Hal lainnya melihat pendekatan Triple Bottom Line sebagai upaya untuk mendorong partisipasi perusahaan mendukung pembangunan berkelanjutan," ucap Prof. Dr. Ir. Soemarno., MS, Guru Besar Universitas Brawijaya Malang.
(nug)